SINDEN
Oleh: Yusuf
Beny Setiawan
Sinden
Sinden
adalah wanita yang bernyanyi mengiringi gamelan. Seperti pergelaran wayang maupun klenengan. Istilah
sinden digunakan juga di beberapa daerah seperti: Jawa Tengah, Sunda, Banyumas,
Yogyakarta, dan daerah lainnya.
Fisik dari Sinden
Pada pergelaran wayang zaman dahulu,
sinden duduk di belakang dalang, tepatnya di belakang tukang gender dan di depan
tukang kendhang. Posisi duduk
sinden yaitu bersimpuh dalam balutan kain jarik dengan posisi punggung tegak tanpa
sandaran. Tidak dengan hanya hitungan
menit, namun hitungan jam, bahkan semalam suntuk sinden harus duduk dengan
posisi demikian. Sinden hanya seorang diri saja dan
biasanya istri dari dalang atau salah satu pengrawit dalam pergelaran tersebut.
Seiring perkembangan zaman, KI Narto Sabdho melakukan beberapa pengembangan.
Sinden tempatnya di ubah menghadap penonton, tepatnya di sebelah kanan dalang,
membelakangi simpingan wayang, dan sekarang sinden berjumlah lebih dari dua
orang. Di era modern, sinden mendapatkan posisi yang hampir sama dengan
penyanyi campur sari, dan sinden bukan hanya wanita saja, banyak bermunculan
sinden laki-laki. Selain pintar dalam menyajikan lagu, sinden juga harus
berpenampilan dan berpakaian rapi dan menarik.
Penjelasan Musikal Sinden
Sinden termasuk kelompok
ricikan atau instrumen garap, yaitu: ricikan-ricikan yang menggarap balungan gendhing. Pesinden yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang
luas dan keahlian bernyanyi yang baik serta kemampuan untuk
menyanyikan tembang. Jalannya sindenan tidak sama dengan gamelannya, tetapi pada
tempat-tempat tertentu, harus ada persesuaian yang menimbulkan rasa enak
(harmonis), misal: sinden dimulai agak terlambat, di tengah-tengah bersamaan,
kemudian di akhir agak terlambat. Sinden yang baik harus menguasai
gending-gending yang dibawakan, dan mempunyai bekal musikal yang lebih.
Hubungan
dengan Sosial
Pada
era sekarang, dalam pegelaran wayang maupun gamelan, fungsi sinden bertambah,
yaitu sinden menjadi unsur penting dalam penghibur penonton yang melihat
pergelaran maupun gamelan tersebut, biasanya Bila Sindennya cantik-cantik dan muda yang nonton akan lebih
kerasan dalam menikmati pertunjukan wayang maupun gamelan. Dalam masyarakat,
peminat menjadi sinden masih sangat sedikit di banding menjadi penyanyi dangdut
maupun band, hal ini dikarenakan minimnya puplikasi tentang sinden, sehingga
banyak masyarakat yang tidak terlalu tahu tentang sinden, misalnya: di televisi
lebih sering menampilkan musik pop, dangdud, dan lainya di bandingkan sinden,
pergelaran wayang, gamelan, dan Budaya Nusantara lainnya. Dan menurut saya
masyarakat lebih terpengaruh pada itu. Kita sebagai warga Indonesia sebaiknya
belajar tentang budaya kita, karena budaya itu warisan dari leluhur kita yang
harus kita jaga dan lestarian.
Daftar Pustaka:
http://arissetiawan-etnomusikologi.blogspot.com/2012/11/sinden-di-ambang-zaman-dimuat-di-suara.html
Foto:
https://www.google.co.id/search?q=sinden&espv=2&biw=1366&bih=667&tbm=isch&imgil=DKNVgyGhPcdERM%253A%253Bda5RYGzrxaaMgM%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fberita.suaramerdeka.com%25252Fdhesy-purnawati-juara-sinden-idol-ii-2014%25252F&source=iu&pf=m&fir=DKNVgyGhPcdERM%253A%252Cda5RYGzrxaaMgM%252C_&usg=__z6oq5bz8puSr2oTMRgZwZc2zr7I%3D&ved=0CD4Qyjc&ei=ODs1VaCEKI3buQTLn4CgCg#imgrc=DKNVgyGhPcdERM%253A%3Bda5RYGzrxaaMgM%3Bhttp%253A%252F%252Fberita.suaramerdeka.com%252Fkonten%252Fuploads%252F2014%252F09%252Fpenemang-sinden-idol.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fberita.suaramerdeka.com%252Fdhesy-purnawati-juara-sinden-idol-ii-2014%252F%3B640%3B427
Tidak ada komentar:
Posting Komentar